Pakpak.WahanaNews.co, Salak - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Pemenangan Ganjar Pranowo (GPGP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Menggagas Kelanjutan Indonesia Maju 2024 Bersama Generasi Milenial Indonesia”.
Kegiatan itu berlangsung di Sekretariat 2 DPP GPGP, Kuningan, Jakarta, Senin (21/8/2023), menghadirkan Afifudin Ghozali, Wakil Ketua Umum DPP GPGP sebagai pembicara.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Kegiatan dipimpin Rahayu Handonowati, Koordinator Bidang Perempuan dan Anak DPP GPGP dan dihadiri oleh perwakilan GPGP DKI, Apriansyah dan perwakilan GPGP Belanda, Arieke yang juga memberikan pandangan terhadap isu terkait.
Organ relawan pendukung Ganjar Pranowo yang lain juga turut meramaikan acara kali ini, seperti Front Kebangsaan, Ganjar UI, dan Ganjar Untuk Indonesia.
Ketua Umum DPP GPGP, Dhini M dalam sambutannya menyampaikan bahwasanya GPGP merupakan organ relawan yang juga berfokus pada pegembangan potensi pemuda, khususnya milenial dan Gen Z.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
“Terima kasih kepada rekan-rekan yang hadir, terutama bagi para pemuda GPGP. Tentunya kita perlu bangga bahwa banyak pemuda yang peduli terhadap kemajuan bangsa. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, mari kita sama-sama manfaatkan untuk bertukan pikiran dalam mewujudkan Indonesia Maju 2024” ujar Dhini.
Kegiatan berlanjut pada pemaparan materi yang disampaikan oleh Afifudin Ghozali. Ia memaparkan bahwasanya berdasarkan data KPU, pemilih muda pada Pemilu 2024 mencapai presentase 52%.
Pemilih muda mempunyai ciri sebagai pengguna media sosial yang aktif, sehingga kemampuan relawan untuk dapat membuat narasi yang menarik minat dan menumbuhkan kepercayaan dirasa perlu. Dari media, bisa dilihat rekam jejak dari figur yang akan dipilih.
Afifudin juga menyampaikan bahwasanya Ganjar merupakan calon yang sesuai untuk pembangunan Indonesia. Para generasi muda perlu melihat prestasi Ganjar.
Dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa tengah, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dari 14,5 persen menjadi 11 persen.
Ganjar juga menggratiskan biaya pendidikan yang mana poin-poin tersebut bisa menjadi nilai tambah bagi sosok calon presiden dalam peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Apriansyah, perwakilan GPGP DKI juga menambahkan bahwasanya terlalu besar resiko jika memilih pemimpin yang tidak mampu melanjutkan program Pak Jokowi karena masyarakat menginginkan pemimpin yang membawa kestabilan.
Samuel, perwakilan organ relawan Ganjar UI yang juga sebagai generasi muda juga menyampaikan pandangannya.
“Memandang Pak Ganjar, dirasa masih perlu menampilkan hal yang "greget" untuk bisa menarik suara milenial. Padahal jika dikomparasikan, sebenarnya Pak Ganjar lebih memiliki magnet untuk bisa menarik suara. Banyak program dan cara Beliau berbicara menunjukkan kualitas yang mumpun," ungkap Samuel.
Dhani, Pemuda GPGP menyampaikan pendapatnya mengenai alasan mengapa Ganjar menjadi calon Presiden yang Ideal.
“Masalah lingkungan menjadi hal yang harus diperhatikan, mengingat hal-hal nya tersebut menyangkut penyelamatan bumi. Pak Ganjar termasuk yang fokus mengenai hal ini karena memiliki konsep ekonomi sirkular yang merupakan konsep ramah lingkungan. Semoga banyak hal bisa dilakukan dalam penyelamatan lingkungan.” ujar Dhani.
Arieke, perwakilan GPGP Belgia juga menyampaikan pendapatnya tentang perbandingan media di Indonesia dengan luar negeri.
“Media di luar negeri berbeda dengan di Indonesia, potensi hoax di luar negeri bisa diminimalisir oleh sistem yang ada. Jika di Indonesia masih banyak hoax, masalah itu harus diwaspadai dalam membuat pemberitaan tentang Mas Ganjar," ungkap Arieke.
Diskusi berjalan sangat menarik, setiap panelis menyampaikan pendapatnya untuk kemajuan Indonesia. Diskusi ditutup dengan saran yang cukup penting dari Angrondewi Intan, Pemuda GPGP.
“Narasi - narasi tentang kebenaran sejarah sangat penting bagi para pemuda Indonesia, sejarah jangan terlalu diglorifikasi, sampaikan kebenaran yang ada agar generasi muda memahami dan juga sekaligus mampu memberi penyadaran dalam memilih pemimpin," kata Intan.
[Redaktur: Robert Panggabean]