WahanaNews-Pakpak Bharat | Jika dikelola dengan benar, kayu kapur dan kemenyan dapat menjadi komoditi andalan secara ekonomi sekaligus mengharumkan nama Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Hal itu terungkap pada seminar potensi pengembangan kapur dan kemenyan di Pakpak Bharat, Sabtu (11/6/2022). Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin, hadir secara daring, sekaligus memberi pengantar pada kegiatan itu.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sebagaimana terangan pers Diskominfo Pakpak Bharat, webinar itu diinisiasi Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S yang sekaligus menjadi salah satu narasumber dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.
Beberapa narasumber, menyajikan topik berbeda. Cut Rizliani K, S.Hut., M.Si menyajikan hasil penelitiannya berjudul "Pemanfaatan Kemenyan Sebagai Bahan Parfum dan Nilai Ekonominya".
Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S menyajikan topik "Pengembangan Wisata Hutan Kapur di Pakpak Bharat". Sementara Dr. Aswandi, S. Hut., M.Si berbicara dalam topik "Pengembangan Potensi Pohon Kapur Untuk Kesejahteraan Masyarakat Pakpak Bharat".
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Para pakar itu menggambarkan betapa potensial dan dahsyatnya potensi wisata sekaligus potensi ekonomi kayu kapur dan kemenyan Pakpak Bharat apabila dikelola secara benar.
Pada umumnya, manfaat pohon kapur adalah sebagai bahan obat-obatan sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi. Pohon kapur dapat menghasilkan balsam, damar, kamper atau kapur barus dan minyak atsiri.
Saat ini pohon kapur (Dryobalanops aromatica) hanya bisa dijumpai pada beberapa spot hutan yang tersisa di Subulussalam, Aceh Singkil dan Barus.