Pakpak.WahanaNews.co, Salak - Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat Adei Johan Banurea, atas nama Bupati Franc Bernhard Tumanggor menerima sertifikat indikasi geografis gambir Simsim Pakpak Bharat dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) RI, Rabu (12/6/2024).
Keterangan Diskominfo, Adei menerima sertifikat itu, diserahkan tim ahli Hak Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, Idris, di Hotel Shangri-La, Jakarta, bersamaan dengan acara Forum Indikasi Geografis Nasional, Temu Bisnis dan Apresiasi Insan Kekayaan Intelektual 2024.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
"Kita bersyukur gambir Simsim kini telah terdaftar sebagai salah satu kekayaan yang telah diakui oleh pemerintah sebagai milik Pakpak Bharat. Dengan adanya sertifikat ini, maka gambir Simsim telah diakui dan dilindungi hak dan kekayaan intelektualnya. Semoga kedepan petani-petani gambir kita kian sejahtera," kata Adei Johan usai menerima sertifikat itu.
Diketahui, indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Indikasi geografis juga merupakan strategi bisnis yang dapat memberikan nilai tambah komersial terhadap keaslian, limitasi, serta reputasi suatu produk dari suatu daerah yang tidak dapat ditiru oleh daerah lainnya.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, mendaftarkan gambir Simsim sebagai salah satu kekayaan asli Kabupaten Pakpak Bharat di Kemenkumham RI.
Di Kabupaten Pakpak Bharat, gambir Simsim tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Sitellu Tali Urang, Jehe, Pergetteng-Getteng Sengkut, Tinada, Salak dan Kerajaan.
Proses pengolahan getah gambir kering sampai saat ini masih tetap dipertahankan secara tradisional seperti yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Simsim Pakpak Bharat.