WahanaNews-Pakpak Bharat | Pesta budaya Oang-oang di lapangan Napasengkut, Kasean Banurea, Salak, Pakpak Bharat, Sumatera Utara, berlangsung meriah, Senin (10/10/2022).
Ribuan warga mengenakan pakaian adat suku Pakpak dengan berlatar hitam, tampak memenuhi lapangan dan jalan protokol di pusat ibu kota Kabupaten Pakpak Bharat itu.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Pesta budaya Oang-oang yang merupakan event tahunan itu, rangkaian dari Calendar of Event Pariwisata Danau Toba dan menjadi agenda pariwisata nasional.
Bertujuan untuk mengenal secara lebih mendalam tentang budaya Pakpak, menanamkan rasa cinta dan memiliki terhadap budaya tersebut, serta sebagai ajang promosi pariwisata.
Kegiatan diramaikan oleh karnaval kenderaan hias dari setiap kecamatan, OPD, dinas vertikal dan dari kelompok masyarakat. Bergerak dari pendopo Bupati Pakpak Bharat menuju lapangan Napasengkut Salak.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Desain kendaraan hias dari para peserta lomba karnaval terlihat menarik dan unik, seperti berbentuk rumah adat Pakpak, ikan batang lae (jurung), mejan (patung) suku Pakpak, juga dihiasi dengan berbagai ragam hasil bumi dari daerah masing-masing.
Setibanya di lapangan Napasengkut, rombongan disambut Bupati Pakpak Bharat Franc Berhnard Tumanggor didampingi ketua TP-PKK, unsur Forkopimda serta para pimpinan OPD.
Saat penyambutan, rombongan karnaval menyerahkan sejumlah oleh-oleh dari berbagai jenis hasil pertanian daerah seperti durian, sayur mayur, kerajinan tangan dan lainnya.
Dalam acara puncak perayaan pesta budaya Oang-oang itu, ditampilkan berbagai acara tradisi dan antraksi budaya suku Pakpak.
Seperti menggustungken api yang bermakna untuk menyatukan tekad dan persepsi dalam membangun Kabupaten Pakpak Bharat menuju masyarakat nduma.
Kemudian, ditampilkan juga mengera-ngera, penampilan tari persentabin, tari-tarian kolosal, yang dibawakan oleh pelajar, moccak (silat suku Pakpak) serta penampilan antraksi lainnya.
Tokoh adat dan budaya suku Pakpak, Erah Banurea pada kesempatan itu menyampaikan, demi menjaga dan melestarikan adat budaya suku Pakpak, Pemkab Pakpak Bharat kedepannya diminta lebih meningkatkan pesta Oang-oang, karena Pakpak Bharat merupakan kabupaten benteng terakhir suku Pakpak.
Kepada masyarakat, Erah menghimbau agar bisa memberi masukan positif yang sifatnya membangun demi percepatan pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat menuju masyarakat nduma.
Sementara Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pesta itu.
Franc menilai, itu merupakan wujud kecintaan terhadap budaya Pakpak ditengah keberagaman saat ini, dimana upaya pelestarian dan pengembangan budaya sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, karena budaya merupakan kekayaan bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Franc menyebutkan bahwa agenda rutin ini diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas setiap tahunnya.
"Kegiatan ini sangat khas dan menarik, yang menampilkan kreativitas masyarakat Pakpak Bharat dan inovasi para pencinta seni budaya Pakpak," katanya.
Dijelaskan juga, beberapa warisan budaya telah mendapat pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya makanan khas Pakpak ”Plleng” sebagai salah satu warisan budaya Indonesia dan diperingati setiap tanggal 10 Oktober sebagai hari plleng nasional dan pengakuan terhadap genderang sisibah (alat musik tradisional Pakpak).
“Upaya-upaya ini mesti terus kita tingkatkan dan selaku orang Pakpak, serta suku lainnya yang tinggal di tanah Pakpak, agar selalu berperan aktif untuk menjaga dan melestarikan budaya Pakpak," kata Franc.
Ditambahkan, Pemkab Pakpak Bharat juga memprogramkan pemugaran cagar budaya seperti mejan, rumah adat, objek budaya, pemugaran ritual-ritual budaya dan kerja-kerja adat.
Franc mengajak masyarakat agar pesta Oang-oang dijadikan sebagai momentum untuk bangkit bersama dalam menjunjung dan mengembangkan segenap unsur budaya Pakpak.
“Saya tekankan sekali lagi untuk kita ingat dan kita laksanakan bersama, agar setiap tanggal 10 Oktober kita makan plleng bersama sebagai wujud kecintaan kita terhadap suku Pakpak ini," kata Franc.
Acara ditutup dengan hiburan dan pembagian hadiah bagi pemenang lomba yang telah diperlombakan beberapa hari sebelumnya.
Turut hadir di acara itu, unsur Forkopimda Pakpak Bharat, Sekda Pakpak Bharat, pimpinan dan anggota DPRD Pakpak Bharat, Ketua TP-PKK Pakpak Bharat, Perwakilan BPODT, pimpinan OPD dan lainnya. [gbe]