WahanaNews-Pakpak Bharat | Bupati Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Franc Bernhard Tumanggor mengatakan, tingginya angka kemiskinan dan rendahnya angka pendapatan perkapita menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penurunan stunting di Pakpak Bharat.
Tingginya angka stunting, menempatkan Pakpak Bharat menjadi salah satu lokus stunting sejak 2019.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Berdasarkan survey status gizi Indonesia di tahun 2021, prevalensi stunting di Pakpak Bharat mencapai 40 persen, masih sangat tinggi dibandingkan Sumatera Utara yang sebesar 25,8 persen.
Hal itu dikatakan Franc, dalam sambutan tertulis dibacakan Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin, saat menerima tim road show peringatan Harganas ke 29 tahun 2022, di gedung Serbaguna Salak, Rabu (22/6/2022).
Franc juga menjelaskan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat dalam mengurai, memecah serta mengatasi setiap persoalan dan tantangan yang ada.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Adapun Tim road show dimaksud, dipimpin Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, M. Irzal, mewakili Kepala BKKBN Pusat.
Keterangan Diskominfo Pakpak Bharat, pelaksanaan road show yang digagas Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, dengan sasaran utama penurunan angka stunting secara nasional.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Utara, M. Irzal, menjelaskan bahwa BKKBN oleh pemerintah telah diamanahi tugas penting yakni penurunan angka stunting di seluruh Indonesia.