WahanaNews-Pakpak | Program ketahanan pangan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat, Sumatera Utara, melalui pengembangan tanaman holtikultura, mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat petani.
Keterangan pers Diskominfo, Senin (19/6/2023), hal itu seperti diceritakan Marihot Munthe, anggota Kelompok Tani Mbrogang di Desa Boangmanalu, Kecamatan Salak, yang melakukan pemanenan tanaman kentang varietas Granola (G1) beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pelantikan 523 Advokat Baru, Otto Hasibuan: Jangan Lupakan Kode Etik dan Integritas!
Marihot menyebut, hasil yang mereka peroleh cukup lumayan. Menurutnya, butuh ketekunan ekstra bagi budidaya tanaman kentang itu, mengingat jenis tanaman dimaksud masih tergolong baru bagi kalangan petani di Pakpak Bharat.
"Jenis tanaman kentang memang masih jarang di budidayakan para petani Pakpak Bharat, khususnya di Desa Boangmanalu. Jadi kita coba menanam, bagaimana hasilnya, ini terbukti per batang bisa menghasilkan umbi 800-1.500 gram, di ketinggian 1.000 MDPL, jadi tanaman kentang cocok di Desa Boangmanalu," ungkap Marihot.
Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor melalui Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Adei Johan Banurea menjelaskan, pengembangan tanaman kentang itu merupakan bagian dari program ketahanan pangan dalam upaya mempercepat Kabupaten Pakpak Bharat sebagai daerah yang mandiri dan berdaulat secara pangan.
Baca Juga:
Perpanjangan Kereta Cepat ke Surabaya: 3 Rute Alternatif Sedang Dikaji
"Bibit kentang Varietas Granola (G1) ini berasal dari penangkar bibit kentang di Desa Kuta Dame. Pada tahun 2022 kemarin kita sediakan banyak bibit pertanian termasuk bibit kentang ini," jelas Adei.
Diketahui, Pemkab Pakpak Bharat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, banyak membantu para petani diantaranya melalui penyediaan bibit tanaman unggul, pupuk, dan obat-obatan pertanian.
Upaya ini sejalan dengan cita Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor yang menginginkan Kabupaten Pakpak Bharat yang mandiri dan berdaulat pangan.