Otoritas Inggris pernah memperingatkan Bates agar menjauhi tempat itu, namun Bates yang bertugas di militer sejak berusia 15 tahun mengabaikan peringatan tersebut.
Pada 2 September 1967 bertepatan dengan ulang tahun istrinya, Bates menamakan pangkalan itu sebagai "Principality of Sealand". Tidak lama setelah itu, keluarganya pindah ke negara tersebut.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Saat itu pemerintah Inggris menyebut Bates melakukan "pendudukan ilegal atas bangunan yang tidak diakui sebagai sebuah pulau oleh hukum internasional". Di satu sisi, Bates bersikeras Sealand adalah negaranya dan dia pemimpin yang sah.
Pada 1968, militer mengerahkan helikopter untuk menghancurkan pos-pos militer. Bates melihat adanya ancaman untuk negara dan keluarganya.
Lalu, ketika pejabat Inggris mengerjakan sebuah proyek di dekat Sealand, Michael, putra Bates, menembakkan para pejabat tersebut.
Baca Juga:
Ketum TP PKK Pusat Survei Persiapan Operasi Katarak di RSUD Kalideres
Pemerintah Inggris mengajukan tuntutan terhadap Michael karena pemakaian dan kepemilikan ilegal, tetapi pengadilan tidak memutuskan seperti yang diharapkan. Karena tindakan tersebut terjadi di luar yurisdiksi Inggris, tindakan tersebut tidak dapat diproses hukum.
Sealand percaya ini sebagai pengakuan atas negara mereka, jadi mereka mendeklarasikan kemerdekaan.
Bates juga menerbitkan mata uang, paspor, dan stempel untuk negaranya. Bahkan Sealand memiliki bendera dan slogan E Mare, Libertas yang berarti "Dari laut, kebebasan." [gbe]