"Sungguh seperti mimpi saja rasanya, menyaksikan ribuan pohon purba yang telah melegenda sejak ribuan tahun lalu," katanya.
Diketahui, kayu kapur merupakan jenis kayu perdagangan dan juga menghasilkan produk non kayu berupa getah kristal yang popular dengan sebutan kapur atau kamper serta minyak kapur yang popular disebut ombil.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Bersama kemenyan, komoditi ini telah lama menjadi incaran para pedagang dunia karena memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Dalam kisah perdagangan kuno, kapur dan kemenyan ini menjadi salah satu komoditi yang paling diminati diberbagai belahan dunia termasuk Mesir yang konon menggunakan kapur dan kemenyan sebagai bahan pengawet pada mumi.
Turut dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin, Ketua TP Ny. Juniatry Franc Tumanggor, Ketua Pokja Bunda Paud Sri Minda Murni, sejumlah peneliti dan tenaga ilmiah dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara, peneliti dan tenaga ilmiah dari Universitas Negeri Medan, jurnalis dan wartawan serta sejumlah undangan lainnya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Kedepannya kita akan membangun sebuah galleri yang nantinya akan kita gunakan sebagai sarana memperkenalkan kapur dan kemenyan dari Pakpak Bharat kepada masyarakat umum," kata Mutsyuhito di lokasi.
Dalam perjalanan itu juga dilakukan diskusi tentang upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan kapur dan kemenyan serta produk hutan lainnya. [gbe]