4. Pakpak Kelasen, yakni orang Pakpak yang berasal dan berdialek Kelasen. Antara lain marga, Tumangger, Anakampun, Siketang, Kesogihen, Tinambunan, Maharaja, Meka, Mungkur dan lainnya.
Dalam administrasi pemerintahan Republik Indonesia, kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Parlilitan dan Kecamatan Pakkat (di Kabupaten Humbang Hasundutan), serta Kecamatan Barus (di Kabupaten Tapanuli Tengah).
Baca Juga:
Darurat Sosial, 80 Persen Anak Indonesia Tumbuh Tanpa Intervensi Ayah
5. Pakpak Boang, yakni orang Pakpak yang berasal dan berdialek Boang. Antara lain marga Sambo, Penarik, dan Saraan. Dalam administrasi pemerintahan Republik Indonesia, kini termasuk dalam wilayah Singkil (Nanggroe Aceh Darussalam).
Berikut ini adalah marga-marga pada suku Pakpak.
Anakampun, Angkat, Bako, Bancin, Banurea, Berampu, Berasa, Beringin, Berutu, Bintang, Boangmanalu, Capah, Ceun, Dabutar, Cibro, Gajah Manik, Gajah.
Baca Juga:
Miris, Jutaan Lansia Indonesia Masih Bekerja di Usia Senja demi Bertahan Hidup
Kabeaken, Kesogihen, Kaloko, Kombih, Kudadiri, Lembeng, Lingga, Maha, Pinayungen, Maharaja, Manik, Matanari, Meka.
Maibang, Mungkur, Padang, Padang Batanghari (BTH), Pasi, Penarik, Pinayungan, Pohan, Sambo, Saraan, Sagala, Sikettang, Sinamo, Sitakar, Sitongkir, Solin, Saing, Tendang, Tinambunan, Tinendung, Tumangger, Turutan, Ujung.
Meskipun oleh para antropolog orang-orang Pakpak dimasukkan sebagai salah satu sub etnis Batak di samping Toba, Mandailing, Simalungun, dan Karo. Namun, orang-orang Pakpak mempunyai versi sendiri tentang asal-usul jatidirinya.